Perwakilan atau Kecamatan Tegaldlimo di dirikan pada
tahun 1942. Kemantren di dirikan atas mufakat 5 desa di pimpin oleh
seorang mantri polisi bernama Wiryo adjmojo sampai tahun 1949. Sekitar tahun
1947 bangsa Belanda melaksanakan pemerintahan di kemantren kecamatan tegaldlimo
tersebut, Maka oleh rakyat tegaldlimo yang di pimpin oleh Bapak Wiryo Adjmojo
pada tahun 1947 - 1948. Di bubarkan pada tahun 1948, di dirikan lagi pada tahun
1949 yang berwujud sebuah kemantren yang di pimpin oleh bapak Wiryo Adjmojo
sampai tahun 1949 di bawah pimpinan wilayah Kecamatan Purwoharjo yang
selanjutnya menjadi kemantren yang di pimpin oleh :
- Tahun 1946 - 1949 Dipimpin oleh Bapak R.Prabaseno.
- Tahun 1949 - 1952 Dipimpin oleh Bapak M. Ngabei.
- Tahun 1954 - 1954 Dipimpin oleh Bapak Suwarno.
- Tahun 1954 - 1956 Dipimpin oleh Bapak R. Suwarno.
- Tahun 1956 - 1956 Dipimpin oleh Bapak M. Margono.
- Tahun 1965
- 1968 Dipimpin oleh Bapak R.Sungkono.
Karena dengan luas wilayah serta banyaknya penduduk maka Pemerintah
mengambil kebijaksanaan meningkatkan status Kemantren menjadi Kecamatan
Tegaldlimo yang dulu terdiri dari 7 (Desa) dan sekarang menjadi 9 (Desa) antara
lain:
1. Desa
Purwoasri
2. Desa
Kendalrejo
3. Desa
Kedungwungu
4. Desa
Tegaldlimo
5. Desa
Kedungasri
6. Desa
wringinpitu
7. Desa
Kedunggebang
8. Desa
Purwoagung
9. Desa
Kalipait
Kantor Kecamatan didirikan diatas tanah BONDO DESO berturut turut
dipimpin oleh:
- Bapak
Sumuharjo tahun 1968 - 1970
- Bapak M. Jamilun
tahun 1970 - 1973
- Bapak Modo tahun
1973 - 1978
Kemudian pada tahun 1978 Kantor Kecamatan Tegaldlimo dipimpin oleh:
- Sutejo tahun
1978 - 1980
- Wim. Armaya
tahun 1980 - 1984
- Drs. Sugiarno
tahun 1984 - 1986
- Kasim, BA tahun
1986 - 1987
- Drs. Hendrawan
Sutopo tahun 1987 - 1981
- Drs. Sugiharto
tahun 1981 - 1993
- Pustrali
Sembiring, SH tahun 1993 - 1996
- Timbul Basuki,
BA tahun 1996 - 1997
- Drs. Abin
Hidayat tahun 1997 - 1999
- Puji Utomo, SH
tahun 1999 - 2003
- Suyitno tahun
2003 - 2004
- Suryanto,
S.Sos.MM tahun 2004 - 2007
- M. Junaidi,SH.M
tahun 2007 - 2010
- Megawan Mashari,
S.Sos tahun 2010 - 2011
- Drs. Ahmad Laini, M.si tahun 2011
– 2016
- Megawan Mashari, S.Sos tahun 2016 – sekarang
- Megawan Mashari, S.Sos tahun 2016 – sekarang
Wilayah Administrasi Kecamatan :
Nama Kecamatan : Kecamatan Tegaldlimo
Alamat :
Jln. Koptu Ruswadi No. 12
Titik
Koordinat : 114ᵒ 20’-114ᵒ 36’ BT 08ᵒ 25-08 47' LS
Luas
Wilayah (Ha) : 7680113 ( Ha )
Jumlah Desa, Dusun, RW/RT :
Jumlah Desa : 9 (Sembilan)
Jumlah
Dusun : 26 (Dua Puluh Enam)
Jumlah Rt : 500 (Lima ratus)
Jumlah Rw : 57 (Lima Puluh Tujuh)
![]() |
Peta Kecamatan Tegaldlimo |
Google : kec.tegaldlimo@gmail.com
Twiter : @KecTegaldlimo
ASAL USUL DESA :
1.
Desa Purwoasri :
Desa Purwoasri pada awalnya adalah sebuah
Desa hasil pemekaran dari Desa Grajagan yang Kepala Desanya bernama Tirto Samudro.
Desa
Purwoasri asal mulanya sebuah pedukuhan yang diberi nama Tegalsari. Kemudian
pada sekitar tahun 1940 atas kesepakatan seluruh Warga maka wilayah yang
tadinya bernama Tegalsari dirubah menjadi Desa Purwoasri. Sedangkan yang
menjadi Kepala Desa Pertama adalah Bpk. Sujak.
Nama
Purwoasri diambil karena pada Zaman dulu kawasan ini adalah hutan belantara
yang masih satu kawasan dengan hutan Purwo yang sangat lebat namun kelihatan
indah dan asri, maka jadilah nama PURWOASRI.
Jumlah Dusun, RW/RT
:
Jumlah
Nama Dusun : Kalisari
Tegalsari Lor
Tegalsari Kidul
Jumlah
Dusun : 3 (Tiga)
Jumlah
Rt : 37 (Tiga Puluh Tujuh)
Jumlah
Rw : 6 (Enam)
2.
Desa Kendalrejo :
Pada Tahun 1929 – 1930 datanglah sekelompok orang yang
berasal dari Jogjakarta dan mintak ijin babat kepada Pemerintah Kolonial
Belanda, setelah ijin direstui
mereka saling gotong royong membabat Hutan yang banyak ditumbuhi pohon kendal,
setelah membabat hutan mereka saling membentuk lahan untuk ditanami berbagai macam
tanaman dan juga sebagai tempat tinggal, ,aka Daerah tersebut oleh Petinggi
Desa Grajagan diberinama KENDALREJO, karena pada waktu babat hutan bnyak
ditumbuhi pohon kendal.
Pada tahun 1933 daerah tersebut masih tergabung dalam
lingkup Desa Grajagan dengan Petinggi Desa Bernama Bpk. Tirto Samudro, oleh
Petinggi Grajagan diangkatlah seorang Kamituwo Padukuhan Kendalrejo yaitu Bpk.
Potro Hardjo.
Pada tahun 1936 padukuhan Kendalrejo menjadi Desa
Kendalrejo hasil Pemekaran dari Desa grajagan, dan langsung melaksanakan
Pemilihan Petinggi Desa dengan calon sebanyak sembilan (9) calon dan yang
terpilih sebagai petinggi Desa yaitu Kamituwo yang bernama : Bpk. Potro Hardjo.
Dengan demikian dapat diasumsikan kuat, bahwa asal usul
nama Kendalrejo pada tahun 1930, karena sekelompok orang yang berasal dari
Jogjakarta membabat hutan yang banyak ditumbuhi pohon Kendal.
Dan berdirinya Desa Kendalrejo tahun 1936 dengan petinggi
Desa barnama : Bpk Potro Hardjo.
Jumlah Dusun, RW/RT
:
Jumlah
Nama Dusun : Kaliagung
Pandanrejo
Paluagung
Jumlah
Dusun : 3 (Tiga)
Jumlah
Rt : 39 (Tiga Puluh Sembilan)
Jumlah
Rw : 4 (Empat)
3.
Desa Kedungasri :
Pada jaman dahulu sekitar tahun 1915
diwilayah Kabupaten Banyuwangi bagian selatan, tepatnya disebelah barat dataran
tinggi Gunung Linggamanis diwilayah Taman Nasional Alas Purwo terdapat sebuah
dataran yang banyak digenangi air yang di beri nama Desa Kedungwungu.
Desa kedungwungu memiliki wilayah
padukuhan, salah satunya adalah padukuhan yang bernama Dusun Kedungasri. Konon
padukuhan tersebut diberi nama Kedungasri karena dahulu didaerah tersebut
banyak ditumbuhi tanaman mendong yaitu sejenis tanaman yang biasa digunakan
sebagai bahan baku pembuatan tikar, daerah tersebut suasananya sangat teduh
serta asri sehingga nyaman untuk tempat beristirahat. Oleh penduduk setempat
kemudian dinamakan KEDUNGASRI berasal dari kedung yang berasal dari bahasa jawa
berarti genangan air yang cukup luas, dan asri yang berarti teduh, indah dan
nyaman. Pada tahun 1969 terjadilah pemecahan Desa Kedungwungu menjadi Desa
Kedungasri yang pada saat itu Desa Kedungwungu dipimpin oleh kepala desa yang
bernama Bpk. Mukandar.
Pada awal berdirinya Kedungasri, yang
ditunjuk sebagai pejabat sementara ( PJS ) kepala desa Kedungasri sampai dengan
pelaksanaan pemilihan kepala desa secara
langsung oleh warga Desa Kedungasri adalah babinsa Desa Kedungwungu yaitu Bpk.
Bores.
Kemudian pada tahun 1971, untuk pertama
kalinya dilaksanakan pemilihan kepala Desa ( Pilkades ) Desa Kedungasri.
Sebagai calon tunggal adalah Bpk bores, hingga kemudian terpilih secara resmi
dilantek menjadi kepala Desa Kedungasri yang pertama.
Jumlah Dusun, RW/RT
:
Jumlah
Nama Dusun : Dambuntung
Persen
Pondokasem
Jumlah
Dusun : 3 (Tiga)
Jumlah
Rt : 32 (Tiga Puluh dua)
Jumlah
Rw :
6 (Enam)
4.
Desa Kedungwungu :
Pada Zaman dahulu sekitar tahun 1915
diwilayah Kabupaten Banyuwangi bagian selatan tepatnya disebelah barat datarn
tinggi gunung lingga manis diwilayah Taman Nasional Alas Purwo terdapat sebuah
dataran yang banyak digenangi air salah satunya adalah Desa Kedungwungu, Konon
Pedukuhan tersebut dinamakan Kedungwungu karena dahulukala diderah tersebut
terdapat Pohon Kepuh yang sangat besar dan rindang sekali dan dibawah pohon
tersebut terdapat sebuah kedung yang ada sumber mata airnya dan disekitarnya banyak
tumbuh tanaman bunga yang warnanya Wungu, Maka oleh penduduk setempat, tempat
tersebut dinamakan Desa Kedungwungu.
Jumlah Dusun, RW/RT
:
Jumlah
Nama Dusun : Kaliwungu
Gempol
Dampit
Sumberkepuh
Jumlah
Dusun : 3 (Tiga)
Jumlah
Rt : 56 (Lima Puluh Enam)
Jumlah
Rw : 6 (Enam)
5.
Desa Tegaldlimo :
Sekitar Tahun 1915 diwilayah Kabupaten
Banyuwangi bagian Selatan sungai setail ± 3 km terdapat dataran rendah dengan
luas wilayah 1. 393,035 H /1.093 Km dengan suh udara rata-rata 27° C,
ketinggian dari permukaan laut ± 12 m, curah Hujan 1000 - 2000 mm pertahun
merupakan hutan belantara dengan pepohonan yang sangat lebat, namun diantara
pepohonan yang sangat lebat tersebut banyak ditemukan pohon Delima sehingga dipakai sebagai
Julukan/ tetenger Tegaldlimo.
Sesuai dengan perkembangan Zaman, pada awal
terbentuknya Desa tahun 1931 diberinama Desa Tegaldlimo dan yang ditunjuk oleh
Masyarakat sebagai Pejabat sementara (PJS) Kepala Desa Tegaldlimo adalah Mangun Diharjo sampai dengan
pelaksanaan Pemilihan Kepala Desa secara langsung oleh warga Desa Tegaldlimo
pada tahun 1966.
Jumlah Dusun, RW/RT :
Jumlah
Nama Dusun : Sumberluhur
Sumbermulyo
Sumberdadi
Sumberrejo
Jumlah
Dusun : 4 (Empat)
Jumlah
Rt : 65 (Enam Puluh Lima)
Jumlah
Rw : 10 (Sepuluh)
6.
Desa Wringinpitu :
Tertulis/terdengar cerita daerah pedesaan
yang subur, tumbuhan yang menghijau diatas tanah yang datar ditumbuhi pohon dan
semak yang masih lebat, hiduplah sekelopok Masyarakat rukun dan damai meskipun
penduduk dalam kehidupan primitif karena disekitar sekelompok Masyarakat
tersebut terdapat Tujuh (7) pohon beringin yang sangat lebat, maka dinamakan
Desa Wringinpitu begitu orang menyebutnya, Desa wringinpitu lama kelamaan
menjadi ramai dengan adanya pendatang yang ingin menetap dan tinggal di desa
tersebut, tak kalah lagi Desa Wringinpitu sudah terkenal dikalangan Penduduk
atau Desa sekitar bahkan terdengar sampai keluar Kota Kabupaten. Konon cerita
didesa ini ada dua (2) Ekor harimau yang berbulu putih dan yang satunya
berwarna Hitam dan tempat berlindunganya antara satu dengan yang lain kurang
lebih 2 km, anehnya dari kedua mahluk ini tidak pernah mengganggu Masyarakat
bahkan sebaliknya terkesan membantu terutama menjaga keamanan diDesa
Wringinpitu, maka sampai saat ini tempat kedua mahluk itu diyakini masyarakat
sebagai tempat yang dikeramatkan dan setiap ada acara tahunan di Desa
Wringinpitu tempat tersebut untuk acara selamatan (Tumpengan). Mengingat
keyakinan masyarakat bahwa mbah ireng dan mbah putih ( sebutan untuk kedua
harimau tersbut) adalah merupakan danyang dari desa Wringinpitu.
Jumlah Dusun, RW/RT
:
Jumlah
Nama Dusun : Ringinanom
Ringinasri
Bayatrejo
Jumlah
Dusun : 3 (Tiga)
Jumlah
Rt : 57 (Lima Puluh Tujuh)
Jumlah
Rw : 11 (Sebelas)
7.
Desa Kedunggebang :
Pada zaman dahulu sekitar tahun 1927
diwilayah Kabupaten Banyuwangi bagian selatan, tepatnya disebelah barat dataran
tinggi semenanjung sembulungan dan sebelah barat teluk pang-pang terdapat
dataran rendah yang diberi nama desa Kedunggebang. Asal nama Desa Kedunggebang
dari kata Kedung artinya diwilayah Desa dulu ada telaga yang ditumbuhi tanaman
gebang ( tanaman pamili pohon palem ).
Desa
Kedunggebang memiliki dua padukuhan yaitu kampung empat (4) dan kampung enam
(6), pada ± tahun 1927 ada empat (4) orang antara lain:
1. Rono
joyo, 2.
Saodjoyo,
3. Ranudjoyo, 4. Roidjoyo.
Keempat orang tersebut berasal dari mataram
Jawa Tengah, lalu membuka hutan sekitar tahun 1927 yang sampai dengan sekarang
oleh orang dahulu dinamakan Desa Kedunggebang.
Jumlah Dusun, RW/RT
:
Jumlah
Nama Dusun : Damtelu
Krajan
Kedungsumur
Jumlah
Dusun : 3 (Tiga)
Jumlah
Rt : 48 (Empat Puluh Delapan)
Jumlah
Rw : 6 (Enam)
8.
Desa Purwoagung :
Asal usul nama Purwoagung konon sejarahnya
diujung timur Desa Purwoagung ada tempat pedukuhan ± 65 Kepala Keluwarga yang diberi nama
Paluagung yang berbatasan
dengan perkebunan milik belanda yang dikenal orang dengan nama Erpa. Kedua wilayah tersebut dibatasi dengan Pal /
Patok besar yang bernama kuning, jadi nama desa Purwoagung secara historis
diambilkan dari salah satu wilayah / tempat yang berada di Desa Purwoagung.
Desa Purwoagung merupakan penjelmaan atau
pecahan dari Desa Purwoasri pada tanggal 4 Oktober 2001, yang diprakarsai oleh
tokoh masarakat Desa yang disebut MLD. Pada
waktu itu diketuai oleh seorang pemimpin yang bernama ABDULLAH MARJONO, BA. Nama purwoaggung secara historis diambil dari
bahasa jawa kuno yakni Purwo dan Agung.
Jumlah Dusun, RW/RT
:
Jumlah
Nama Dusun : Asembagus
Gladakkembar
Jumlah
Dusun : 2 (Dua)
Jumlah
Rt : 28 (Dua Puluh Delapan)
Jumlah
Rw : 5 (Lima)
9.
Desa Kalipait :
Pada zaman dahulu sekitar tahun 1935
diwilayah Kabupaten Banyuwangi bagian selatan, tepatnya disebelah barat dataran
tinggi Gunung Lingga manis di wilayah taman Nasional Alaspurwo terdapat sebuah dataran
yang banyak ditumbuhi pohon Kendal yang banyak dan kemudian diberi nama Desa
Kendalrejo.
Desa
Kendalrejo memiliki wilayah beberapa padukuhan, salah satunya adalah padukuhan
yang bernama Dusun Kalipait. Konon padukuhan tersebut diberi nama Kalipait
karena dahulu didaerah tersebut banyak mengalir sungai-sungai kecil yang airnya
sangat asin sangat asinnya rasanya sampai pait, daerah tersebut suasananya
sangat teduh serta asri sehingga nyaman untuk tempat beristirahat. Oleh
penduduk setempat kemudian dinamakan Kalipait, berasal dari kata sungai yang
airnya sangat asin karena sangat asin rasanya sampai pait.
Dalam perkembangan selanjutnya Dusun
Kalipait berkembang menjadi sebuah Desa
yang mandiri dan lepas dari Desa Kendalrejo. Pemecaha Desa Kendalrejo
menjadi dua (2) Desa yaitu Desa Kendalrejo sebagai Desa induk dan Desa Kalipait
sebagai Desa pecahannya terjadi pada
tanggal 21 Oktober 2001.
Jumlah Dusun, RW/RT
:
Jumlah
Nama Dusun : Purworejo
Kutorejo
Jumlah
Dusun : 2 (Dua)
Jumlah
Rt : 38 (Tiga Puluh Delapan)
Jumlah
Rw : 4 (Empat)